30. Larangan 
menggauli istri pada duburnya
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَلْعُوْنٌ 
مَنْ اَتَى اْلمَرْأَةَ فِى دُبُرِهَا. احمد و ابو داود
Dari 
Abu Hurairah RA ia berkata : 
Rasulullah SAW bersabda, 
“Terlaknatlah orang yang 
menggauli wanita pada duburnya”. 
[HR. Ahmad dan Abu Dawud]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ اَتَى 
حَائِضًا اَوِ امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا اَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ فَقَدْ كَفَرَ 
بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ص. احمد و الترمذى
Dan 
dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menggauli wanita yang sedang haidl atau menggauli wanita pada duburnya atau (mendatangi) juru ramal lalu mempercayainya, maka benar-benar ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad 
SAW”. 
[HR. Ahmad dan Tirmidzi]
عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ: اَنَّ النَّبِيَّ ص نَهَى اَنْ يَأْتِيَ 
الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ فِى دُبُرِهَا. احمد و بن ماجه
Dari 
Khuzaimah bin Tsabit, bahwasanya Nabi SAW melarang laki-laki menggauli istrinya pada duburnya. 
[HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ 
النَّبِيَّ ص قَالَ: فِى الَّذِيْ يَأْتِى امْرَأَتَهُ فِيْ دُبُرِهَا: هِيَ 
اللُّوْطِيَّةُ الصُّغْرَى. احمد
Dari 
‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari datuknya, bahwasanya Nabi SAW bersabda tentang orang yang menggauli istrinya pada duburnya, “Itu hampir menyerupai amaliah kaum Luth”. 
[HR. Ahmad]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَنْظُرُ 
اللهُ اِلَى رَجُلٍ اَتَى رَجُلاً اَوِ امْرَأَةً فِى الدُّبُرِ. الترمذى و قال حديث غريب
Dari 
Ibnu ‘Abbas RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Allah 
tidak mau melihat kepada laki-laki yang mengumpuli sesama laki-laki atau menggauli wanita pada duburnya”. 
[HR. Tirmidzi dan ia berkata : Hadits ini Gharib]
عَنْ جَابِرٍ اَنَّ يَهُوْدَ كَانَتْ تَقُوْلُ: اِذَا اُتِيَتِ 
اْلمَرْأَةُ مِنْ دُبُرِهَا ثُمَّ حَمَلَتْ كَانَ وَلَدُهَا اَحْوَلَ. قَالَ: 
فَنَزَلَتْ: نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّى 
شِئْتُمْ. الجماعة الا النسائى
Dari 
Jabir, bahwasanya orang-orang Yahudi berkata, “Apabila seorang wanita digauli dari belakangnya, kemudian hamil, maka anaknya akan lahir dalam keadaan juling”. Jabir berkata, “Lalu turunlah (ayat) “Istri-istrimu itu laksana tanah tempat  kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu (dengan cara) bagaimana saja kamu kehendaki”. (QS. Al-Baqarah : 
223) 
[HR. Jamaah kecuali Nasai]
عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص فِى قَوْلِهِ تَعَالَى: 
نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّى شِئْتُمْ، يَعْنِى صِمَامًا 
وَاحِدًا. احمد و الترمذى و قال: حديث حسن
Dari 
Umi Salamah, dari Nabi SAW tentang firman Allah, “Istri-istrimu itu laksana tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu (dengan cara) bagaimana saja kamu kehendaki”, yakni pada lubang yang satu (itu)”. 
[HR. Ahmad dan Tirmidzi 
dan Tirmidzi berkata : 
Hadits ini Hasan]
Entry title: 30. Larangan menggauli istri pada duburnya
Rating: 100%
votes: 99998 ratings. 5 user reviews.
Reviewer: Fadjar Stempel
Item Reviewed: 30. Larangan menggauli istri pada duburnya
Rating: 100%
votes: 99998 ratings. 5 user reviews.
Reviewer: Fadjar Stempel
Item Reviewed: 30. Larangan menggauli istri pada duburnya
